Cek Kesehatan Sebelum Menikah (Foto oleh Aiilolo dari Pixabay)

Hadirnya buah hati menjadi impian pasangan yang telah menikah. Jadi, setiap calon pengantin harus cek kesehatan sebelum menikah. Pengecekan ini perlu dilakukan untuk mempersiapkan kehamilan yang optimal sehingga bisa mencegah risiko stunting sejak dalam kandungan.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DR. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan pasangan muda penting sekali untuk paham siap nikah dan paham risiko stunting. “Karena dalam satu tahun ada dua juta pernikahan yang tercatat negara, 80 persennya hamil di tahun pertama. Orang yang hamil ini sekitar 1.600.000 pasangan yang bakal melahirkan anak pada tahun depannya. Jadi, kalau ingin menurunkan angka stunting di 2024 menjadi 14 persen, calon orangtua harus diberi pemahanan yang benar sejak awal,” imbuhnya.

Hasto menyayangkan masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya cek kesehatan sebelum menikah. Banyak pasangan yang heboh mempersiapkan kebutuhan pre-wedding dan resepsi, bahkan membelanjakan banyak uang, namun untuk kebutuhan persiapan fisik malah dikesampingkan.

“Banyak orang mau mengeluarkan banyak uang untuk pre-wedding, tapi untuk beli azam folat dan zinc untuk sperma tidak dibeli. Padahal harganya murah. Jadi, ini bukan karena masyarakat tidak punya uang untuk membeli vitamin dan nutrisi, tapi karena kesadarannya belum ada. Banyak di antara masyarakat yang belum paham, itu masalahnya,” jelasnya.

Karena itu, lakukan cek kesehatan di Puskesmas terdekat ketika kamu sudah merencanakan pernikahan. Kamu bisa tahu 6 poin penting berikut ini jika melakukan tes kesehatan sebelum menikah.

1. Cek Fisik
Cek fisik dilakukan untuk melihat apakah tubuhmu ideal, terlalu kurus, atau terlalu gemuk. Ini perlu dilakukan untuk menghindari kekurangan gizi pada ibu hamil. Karena itu perlu dilakukan koreksi sebelum menikah.
Kurang gizi pada remaja membuat pertumbuhannya terhambat. Ini bisa menjadi faktor utama anak mengalami stunting.

Dikutip dari Gridhealth.id, ibu yang pendek ternyata berisiko besar melahirkan anak yang stunting juga. Pasalnya masalah stunting ternyata merupakan masalah yang intergenarasional atau menurun ke setiap generasi. Intergenerasional artinya siklus berlanjut dari satu generasi ke generasi di bawahnya. Di mana ibu yang stunting atau ibu pendek akan berpotensi melahirkan bayi yang stunting juga.

BACA JUGA: Calon Pengantin Pria Wajib Konsumsi Zinc Sebelum Menikah, Ini Alasannya

2. Cek Kadar Hb dalam Tubuh
Pemeriksaan hemoglobin atau Hb diprioritaskan untuk calon mempelai putri. Di Puskesmas biayanya cuma Rp 5.000. Kalau Hb kurang dari 11,5 harus minum pil tambah darah 3 bulan sebelum menikah. Kebisaan makan yang tidak bergizi pada remaja juga membuat anemia terus berlanjut pada remaja putri, dewasa, hingga menikah dan hamil. Anemia sendiri merupakan kondisi tubuh kekurangan sel darah merah sehat atau saat sel darah merah tak berfungsi normal. Sel darah merah memiliki bagian utama, yakni Hemoglobin (Hb) untuk mengikat oksigen.

Anemia pada ibu hamil juga akan membawa risiko stunting pada bayi yang dikandung. Karena itu penting bagi remaja putri untuk memperhatikan gizi dari makanan yang dikonsumsinya. Jangan sampai kebiasaan tidak sehat saat remaja terus berlanjut hingga dewasa dan menikah, supaya risiko anak lahir stunting bisa ditekan seminimal mungkin.

3. Tambahkan Zinc
Calon suami juga perlu melakukan cek kesehatan untuk mendapatkan tambahan vitamin zinc dan vitamin C. Kamu harus tahu, bibit sperma diproduksi 75 hari sebelum ejakulasi. Jadi harus disiapkan konsumsi zinc dan vitamin C jauh-jauh hari sebelum menikah.

Meskipun harganya murah di kirasan Rp 10 ribuan, zinc sangat penting untuk melindungi sperma dari bakteri, mengandung antioksidan yang akan melindungi sperma dari radikal bebas yang dapat merusak sel, juga memengaruhi jumlah dan kesehatan sperma. “Sperma yang diproduksi hari ini bahannya sudah harus dipersiapkan tiga bulan lalu. Jadi suplemennya dikonsumsi sebelum menikah bukan setelah menikah,” ujar Hasto.

Kurangnya asupan zinc dapat menyebabkan tingginya risiko keguguran dan embrio dari grup yang menjalani diet kekurangan zinc 38% lebih kecil dibandingkan dengan kelompok zinc terkontrol. Mineral seng atau zinc hanya diperlukan sedikit oleh tubuh, 10-15 mg per hari. Tetapi zinc memegang peranan penting dalam lebih dari 30 reaksi enzimatik tubuh hingga kesuburan pria. Kelenjar prostat mengandung sejumlah besar zinc dan cairan mani pria mengandung beberapa miligram zinc. Penelitian menunjukkan diet yang rendah zinc bisa mengurangi cairan mani sampai sepertiganya.

Sekali ejakulasi, seorang pria bisa melepaskan zinc sampai 100 mikrogram. Dampak kekurangan zinc ternyata juga sampai pada pertumbuhan ukuran organ reproduksi pria. “Orang yang kekurangan zinc pertumbuhannya bisa terganggu, termasuk organ reproduksi. Sehingga ukuran penis kurang berkembang baik,” kata Prof. Ahmad Sulaeman, pakar ekologi manusia dan pemerhati gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), seperti dikutip dari Kompas.com.

Kekurangan zinc menjelang pembuahan juga menyebabkan setengah dari embrio mengalami perkembangan yang tertunda atau menyimpang. Salah satu cara zinc dapat memengaruhi perkembangan telur adalah dengan mempromosikan program epigenetik dari DNA oosit (sel telur yang belum matang).

4. Asupan Asam Folat
Calon istri perlu tambahan nutrisi asam folat sebelum menikah. Harganya cuma Rp 5.000-an. Asam folat bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan wanita dan pria. Pada wanita, asam folat diketahui dapat memelihara kesehatan dan fungsi indung telur (ovarium), mendukung proses pembuahan dan pembentukan bakal janin, serta menjaga kesehatan kandungan.

Bagi pria, kandungan antioksidan dan nutrisi, seperti asam folat, protein, dan seng (zinc), diketahui dapat meningkatkan jumlah dan kualitas sperma, sehingga bisa meningkatkan peluang terjadinya pembuahan dan kehamilan. Untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, janin membutuhkan asupan nutrisi yang baik. Salah satu nutrisi yang penting untuk menunjang tumbuh kembang janin adalah asam folat. Asam folat dapat mendukung proses pembentukan jaringan dan organ tubuh janin, serta mengurangi risiko bayi terlahir dengan berat badan rendah atau cacat.

5. Hindari Rokok
Banyak perokok yang tidak paham bahwa rokok bisa menjadi penyebab impotensi. Nafas perokok selain pendek juga menimbulkan aroma tidak sedap. Jika kamu dan pasangan merupakan perokok, cobalah untuk berhenti sebelum menikah.

Rokok sendiri memiliki dampak buruk bagi kesehatan terutama untuk performa seks. Hal ini karena rokok dapat mengganggu sirkulasi darah dan meningkatkan disfungsi ereksi. Untuk laki-laki, merokok bisa mengurangi jumlah dan ketahanan sperma untuk hidup.

6. Cek Kebiasan Hidup
Dokter akan melakukan screening kebiasaan lain yang mungkin tidak baik untuk proses reproduksi. Misalnya, kalau kamu hobi berendam di air hangat, maka kurangilah. Karena bisa merusak sperma. Menurut sebuah studi oleh tim peneliti dari University of Carolina, dilansir dari BBC News, menunjukkan adanya penurunan signifikan dalam jumlah produksi sperma ketika testis berulang kali terkena panas.

Penelitian menunjukkan bahwa meningkatkan suhu testis dengan kegiatan yang menghasilkan panas di sekitar skrotum — seperti berendam di air panas, memakai celana dalam/pakaian ketat, sauna, atau bersepeda — dapat menyebabkan penurunan kualitas dan jumlah produksi sperma, bahkan mortilitas. Hal ini dapat mengurangi kesuburan pria.

Dalam intensitas dan frekuensi sewajarnya, sejumlah kegiatan ini tidak akan memberikan pengaruh signifikan terhadap sperma. Tapi pria yang memang memiliki jumlah sperma sedikit mungkin ingin menghindari aktivitas-aktivitas ini sementara waktu, jika ia dan pasangan sedang merencanakan kehamilan.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Komentar