Ilustrasi Menunda Kehamilan (oto oleh Marcelo Amantino dari Pexels)

Meskipun masih dalam masa pandemi corona, banyak pernikahan tetap dilakukan. BKKBN menganjurkan  sebaiknya menunda kehamilan terlebih dahulu setelah menikah. Ini terkait dengan tingginya risiko yang harus ditanggung ibu dan janin ketika hamil di masa pandemi corona.

Anjuran ini juga berlaku untuk pasangan yang bekerja di rumah supaya merencanakan kehamilan dengan baik. Jangan sampai terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Tingginya angka kehamilan di masa pandemic corona membuat kecemasan tersendiri.

Kepala BKKBN DR.(H.C), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan BKKBN menaruh perhatian serius pada risiko yang tak disadari di masa pandemi covid-19. Menurut Hasto, dalam situasi bekerja dari rumah, interaksi pasangan memang lebih intens. KB yang selama ini sudah berjalan bisa gagal. Guyonan yang menyebut corona negatif tapi istri positif (hamil) bisa menjadi kenyataan.

“Pantauan kami, pemakaian alat kontrasepsi turun 50 persen. Ini bahaya,” jelasnya. Hasto menyebut, masa awal kehamilan, terutama 8 minggu pertama sangat rawan. Sebab, di periode inilah fase krusial pembentukan organ pada janin. “Gangguan kesehatan atau kurangnya nutrisi ibu hamil di periode ini bisa memicu risiko cacat pada bayi,” terangnya.

Menurut Hasto, di masa pandemi ini, layanan untuk ibu hamil di fasilitas kesehatan juga akan terdampak. Selain itu, banyak keluarga yang terganggu ekonominya karena PHK atau usaha yang lesu. Akibatnya, belanja untuk pemenuhan nutrisi jika istri hamil juga akan terganggu. “Apalagi, pada fase hamil muda, daya tahan tubuh turun, jadi lebih rentan terserang penyakit,” ucapnya.

Karena itu, Hasto menyarankan agar pasangan usia subur tetap menggunakan alat kontrasepsi di masa pandemi ini. Terkait adanya fasilitas kesehatan yang mengurangi layanannya karena tenaga medisnya kekurangan APD (alat pelindung diri), BKKBN sudah menyediakan alternatif akses layanan KB melalui mobil keliling di berbagai daerah. “Jadi, kami pesan betul, di masa pandemi ini tolong jangan hamil dulu,” ujarnya.

BACA JUGA:

KB yang Aman

Secara mandari kamu bisa tetap melanjutkan KB dengan membeli kondom di apotek atau minimarket terdekat jika kamu tidak bisa berkunjung ke bidan atau rumah sakit untuk meminta resep pil KB, mengikuti jadwal suntik, pemasangan implan, ataupun pengecekan IUD.

Berbagai toko online masih menjual kondom serta pil KB, sehingga kamu bisa memesannya dengan mudah tanpa perlu keluar rumah. Jangan lupa untuk menanyakan ketersediaan stok terlebih dahulu serta memastikan tanggal kadaluwarsa sebelum membeli.

Meskipun tak bisa konsultasi dengan dokter secara langsung, kamu bisa memanfaatkan tehnologi yang memungkinkanmu konsultasi secara online. Konsultasilah dengan dokter untuk meastikan kontrasepsi terus berlanjut.

Atau kamu juga bisa memanggil tenaga medis ke rumah untuk suntik KB. Jadi, kamu tetap bisa mendapatkan pelayanan meskipun tidak bisa ke mana-mana. Apabila sudah terlanjur melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan alat kontrasepsi, kamu bisa menggunakan postpil atau kontrasepsi darurat paling lama 120 jam atau 5 hari setelah melakukan hubungan seksual. Kamu bisa mendapatkan Postpil di apotek terdekat dengan menyertakan resep dokter terlebih dahulu.

KB sebelum pernah hamil (freeimages.com)
KB sebelum pernah hamil (freeimages.com)

Pengantin Baru Tak Perlu Ragu

Penggunaan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan sering dihindari oleh wanita karena ditakutkan akan menyebabkan efek samping yang berbahaya, seperti mengalami kegemukan,perasaan mual, hingga rahim menjadi kering dan susah punya anak. Sehingga pengantin ragu sering ragu untuk menggunakan alat kontrasepsi.

Apalagi jika banyak kerabat yang bertanya ‘sudah hamil belum?’. Rasanya menunda kehamilan tidak mungkin dilakukan. Buatlah keputusan sendiri tentang rencana punya anak setelah menikah.

Ya, tren generasi berencana memang tidak tergesa-gesa untuk memiliki anak. Perlu pertimbangan dan kesiapan yang matang sebelum istri hamil agar generasi yang dilahirkan cerdas dan cemerlang. Pertimbangan utama sebelum hamil adalah pertimbangan usia.

Dalam masa reproduksi perempuan, usia yang dianjurkan untuk kehamilan yang pertama adalah di atas usia 21 tahun. Oleh karena itu, dianjurkan perempuan menikah pada usia minimal 21 tahun dan laki-laki pada usia minimal 25 tahun. Apabila pasangan suami istri menikah pada usia di bawah 20 tahun, maka dianjurkan untuk menunda kehamilan sampai usia istri 20 tahun dengan menggunakan salah satu alat kontrasepsi. Hal ini yang dinamakan mengganti “bulan madu” menjadi “tahun madu.

Karena itu, jangan ragu untuk merencanakan kehamilan. Biasanya, alat kontrasepsi yang diberikan untuk pengantin baru adalah pil KB. Ada dua golongan pil KB , yaitu jenis yang mengandung hormon progesteron dan kombinasi progesteron-estrogen.

Keunggulan pil KB adalah harganya murah dan mudah dikonsumsi. Tingkat  kegagalan 8% jika penggunanya menggunakan secara teratur. Pil KB ini sifatnya temporer bulanan, artinya jika dihentikan pemakaiannya, maka kemungkinan hamil akan besar.

“Kalau ada yang bilang pil KB bikin rahim kering dan susah punya anak itu tidak benar karena sekarang kadar hormon dalam pil kontrasepsi sudah sangat dijaga. Bahkan banyak pasien saya telat minum dua hari aja bisa hamil,” tutur ahli kandungan dari RS Cipto Mangunkusumo, dr Andon Hestiantoro, SpOG(K) dikutip dari Detik.com.

dr Anton menjelaskan bahwa para ahli dan peneliti sudah mengetahui bahwa untuk mencegah kehamilan itu ternyata tidak diperlukan hormon yang tinggi. Dahulu, dosis yang digunakan sekitar 50 mcg (mikrogram) diturunkan menjadi 20 mcg sehingga efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi bisa diminimalkan.

“Itu mitos zaman dulu ya. Sekarang yang minum pil KB untuk menunda kehamilan malah wajahnya bisa lebih cantik dan segar. Adanya kandungan drospirenon membuat jerawat berkurang dan kulitnya jadi mulus,” jelasnya. Setelah berhenti mengkonsumsi pil KB, pasangan bisa langsung merencanakan kehamilan.

 

 

 

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Komentar