Pernikahan (Gambar oleh hary prabowo dari Pixabay)

Siap nikah? Sudah yakin? Sebagian besar pasangan merasa sudah siap nikah karena sudah merasa cocok dan nyaman dengan pasangannya. Tapi, banyak yang lupa untuk mengecek kesiapan finansial calon suami.  Apa pekerjaan dan berapa penghasilan calon suami?

Mengapa calon suami? Karena suami kelak memiliki tanggung jawab nafkah, jadi kesiapan finansial adalah kunci utama siap nikah.

Jangan mundur dulu, siap finansial tidak sama dengan hidup mapan, sudah punya rumah dan kendaraan. Karena kemapanan itu bersifat subjektif. Tergantung pada sudut pandang masing-masing. Tidak bisa disamaratakan. Tapi kalau siap finansial itu artinya memiliki pekerjaan dan penghasilan yang dapat digunakan untuk menopang ekonomi keluarga.

Jangan juga merasa kamu matre jika bertanya tentang pekerjaan dan penghasilan calon suamimu. Itu pertanyaan wajar kok. Asal kamu bertanya dengan baik-baik, bukan menginterogasi, tapi dimulai dengan diskusi. Berikut cara bertanya pekerjaan dan penghasilan calon suami.

1. Mulai dari Diskusi Pernikahan Impian

Namanya juga sudah siap nikah, pasti kalian berdua sudah punya gambaran pernikahan impian apa yang kalian harapkan. Nah, mulailah mendiskusikan konsep pernikahan yang ingin dijalani. Apakah cuma ijab qobul, syukuran dengan keluarga dekat, atau resepsi besar dan mewah.

2. Bahas Sumber Dana Resepsi Pernikahan

Apa hubungannya pernikahan impian dengan kemampuan finansial? Erat hubungannya. Karena kamu pasti paham untuk menggelar resepsi impian itu dibutuhkan dana yang cukup besar. Nah, setelah tahu resepsi yang diimpikan, cobalah untuk membahas sumber dananya. Apakah harus ditanggung berdua, atau dia sudah mempersiapkan semua dananya?

Kalau dia menyatakan sanggup untuk membiayai, artinya dia memiliki tabungan. Dari sinilah kamu akan tahu kemampuan finansialnya. Bagaimana kalau ternyata dia tak punya cukup dana? Tak perlu ragu, kamu bisa membahas rencana untuk mencukupi kebutuhan biaya pernikahan. Berapa kemampuan menabung setiap bulan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menutup biaya pernikahan tersebut.

Dengan cara ini, kamu tak perlu bertanya langsung berapa penghasilan bulanannya, tapi bisa memperkirakan pendapatannya. Pria yang siap finansial tentu akan memberi perhitungan matang antara kemampuan finansial dengan pernikahan impiannya.

BACA JUGA:

3. Tanyakan Cita-Cita untuk Keluarganya

Menikah adalah awal perjalanan hidup berdua, kamu dan calon suami tentu memiliki cita-cita untuk keluarga di masa depan. Paling dekat adalah memikirkan tempat tinggal setelah menikah dan kebutuhan-kebutuhan primer setelah menikah, kamu bisa membahas cara memenuhinya.

Impian bulan madu atau liburan keluarga bisa juga jadi jalan untuk membahas finansial. Kamu bisa tanyakan berapa kali dalam setahun agenda liburannya, dari mana sumber dananya.

Membahas persiapan kehamilan setelah menikah juga bisa menjadi jalan kamu untuk tahu kesiapan finansial calon suami. Karena orang hamil tentu membutuhkan nutrisi tambahan, juga biaya periksa dan persalinan yang tidak sedikit. Apakah dia sudah siap? Bagaimana strateginya memenuhi kebutuhan jika memang belum punya tabungan.

4. Lebih Dekat, Lebih Detil

Jika kamu sudah bisa membicarakan impian pernikahan dan impian keluarga bersama calon suami, kamu bisa membahas finansial dengan lebih detil. Tak ada salahnya kamu bertanya pekerjaan, sumber penghasilan, dan pengeluaran rutin calon suami. Kamu bisa juga menceritakan keuanganmu terlebih dahulu, ceritakan tanggungan yang harus dibayar rutin, juga kemampuan menabungmu. Jika tabunganmu dan calon suami digabungkan berapa banyak peningkatannya.

Ketika kamu membuka diri, calon suami tidak akan merasa keberatan membuka kemampuan finansialnya. Tak masalah jika memang penghasilannya kurang memadai, kamu bahkan bisa membicarakan usaha yang bisa dilakukan bersama kelak setelah menikah. Diskusi yang baik akan memberimu gambaran yang jelas tentang pendapatan calon suami.

Pernikahan bukanlah titik akhir atau garis finisih dalam kehidupanmu, melainkan titik awal hidup berdua. Karena itu, lakukan persiapan yang matang di titik awal. Finansial yang sehat ditandai dengan arus kas masuk dan keluar yang positif. Artinya, pengeluaran harus diatur agar tidak lebih besar dibanding pemasukan, sehingga bisa menabung dan berinvestasi.

Jika dana yang dihasilkan calon pasangan ternyata tidak cukup untuk membiayai pernikahan, kamu bisa pertimbangkan cara mencapainya. Kelola pendapatanmu dan pendapatan calon suami, pasang target tabungan untuk biaya pernikahan. Jadikan ini sebagai sarana belajar mengelola keuangan keluarga.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Komentar