Pernikahan terpisah jarak atau long distance marriage (LDM) kadang tak bisa dihindari. LDM menjadi pilihan karena beberapa alasan yang tak bisa ditolak. Ada beberapa alasan kenapa pasangan menjalani LDM. Umumnya alasannya adalah pendidikan, pekerjaan, dan orangtua.
Menikah bukanlah penghalang bagi siapa pun untuk tetap menuntut ilmu dan meng-upgrade diri. Banyak pasangan yang menjalani LDM karena kuliahnya di luar kota atau luar negeri yang tidak memungkinkan untuk memboyong keluarga. Terkadang, pernikahan berbeda warga negara juga harus menjumpai alasan untuk menjalani LDM.
Cukup banyak pekerjaan yang punya konsekuensi untuk tidak selalu tinggal bersama keluarga. Seperti TNI yang terkadang bertugas di daerah konflik, pelaut, para pekerja di pertambangan, dan bahkan PNS yang ditempatkan di daerah yang berbeda dengan tempat tinggal. Meski banyak yang mengikuti ke manapun suami dipindahkan, tapi tetap ada beberapa yang memilih menjalani LDM dengan beberapa pertimbangan.
BACA JUGA:
- LDM dengan Pasangan, Ini Risiko dan Benefitnya
- Tanya Tim Ahli: Mohon Tips untuk Long Distance Marriage?
- Dear Pasangan LDR, Ini Tips agar Kalian Tetap Harmonis Saat Lama Tak Bertemu
Menjaga keharmonisan rumah tangga jika suami atau istri jauh memiliki tantangan tersendiri. Cara menjaga keharmonisan rumah tangga yang mengalami LDM adalah menempatkan trust (kepercayaan) pada pasangan. Tanpa trust tentu akan menjadi sulit.
Berikutnya adalah dengan selalu mengingat komitmen yang ada dalam hubungan, hal ini menjadi fondasi bagi masing-masing pasangan untuk sadar/mengingat bahwa ada tujuan bersama dalam pernikahan yang ingin dicapai. Terakhir, adalah menjaga keintiman dan gairah dengan cara melakukan pillow talk sebelum tidur di mana didalamnya setiap pasangan saling memberikan pujian, menyampaikan rasa cinta yang dimiliki dengan ucapan lembut pada saat momen pillow talk selain update aktivitas keseharian masing-masing pasangan atau update tumbuh kembang anak dan aktivitas sekolah mereka misalnya.
Mendidik Anak Bersama
Tantangan lain yang harus dihadapan pasangan LDM adalah mendidik anak dengan baik dan memberi pemahaman dengan baik agar anak mengerti mengapa ayah atau bundanya berada jauh dari rumah. Orangtuanya harus bisa memperhatikan usia tumbuh kembang anak.
Jika penalaran anak masih belum berkembang luas, orangtua disarankan menggunakan contoh konkrit dalam memberikan penjelasan mengenai keberadaan orangtua yang tak bersama. “Misalnya dengan cara mendongeng bertemakan pekerjaan yang ayah arau bundanya. Berikan pemahaman pada anak bahwa bekerja adalah merupakan tanda sayang pada anak misalnya untuk bisa membiayai sekolah, untuk bisa membelikan mainan,” ujar Debora Basaria, M.Psi., Psikolog – IPPI, tim ahli siapnikah.org.
Dengan memberikan penjelasan yang konkret dan related dengan kehidupan anak, penjelasan akan mudah dipahami anak. Penting juga mengagendakan rutin waktu komunikasi ayah dengan anak-anak agar ayah bisa berkomunikasi langsung dengan anak-anak.
“Kuncinya adalah komunikasi yang rutin, keterbukaan atas hal-hal yang terjadi di dalam rumah tangga, keterbukaan atas perasaan yang dirasakan satu sama lain selama momen long distance marriage. Dan terakhir selalu aktif mencari solusi atas permasalahan yang dialami serta menjaga spiritualitas yang baik dalam diri masing-masing. Orangtua bahagia dan harmonis akan membuat anak tak merasa kehilangan orangtua meskipun tak selalu bersama,” jelasnya.