Setelah menikah dan punya anak pertama, kebahagiaan rumah tangga terasa lengkap. Namun, dibalik kebahagiaan tersebut ada kondisi yang kompleks dan rentan menimbulkan stress. Penyesuaian pribadi pasangan dan belajar menjadi orangtua menimbulkan kecemasan secara berbarengan.
Jika tidak dikelola dengan baik, maka persoalan setelah memiliki anak pertama bisa berdampak negatif pada psikologis seperti: cemas, khawatir, depresi, marah, kecewa, murung. Dampak pada fisik juga akan nampak seperti: gangguan tidur, gangguan pencernaan, migren/sakit kepala.
Kesemua hal tersebut dapat memberikan dampak negatif pada rumah tangga, untuk itu setiap pasangan perlu mengelola stress dengan tepat. Kenali dan penyebab atau masalah yang membuatmu stress.
Mendampingi dan mengasuh anak sangat dinamis, setiap pertambahan usia memiliki tantangan masing-masing. Karena itu, orangtua dituntut selalu dinamis pula. Juga tak ragu untuk bertanya dan belajar tentang pola asuh anak yang tepat untuk anak. Karena setiap anak memiliki tingkah dan perilaku yang berbeda.
Yang perlu digarisbawahi, kamu boleh menerapkan standart tapi tetap berikan ruang toleransi. Karena setiap anak memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda. Jangan terlalu kuatir berlebihan, percaya insting orangtua dan selalu berfikir positif.
Berbagi Tugas
Supaya tidak stress, ayah dan bunda harus bekerja sama dalam mengasuh anak. Komunikasikan dengan pasangan untuk membuat jadwal kegiatan setiap hari sehingga kita dapat mengalokasikan waktu yang tepat dalam mengurus/menjalani aktivitas rumah tangga sehari-hari.
Buat kesepakatan bersama keluarga. Diskusikan aturan yang diberlakukan dalam rumah tangga dan pembagian tugas yang disepakati bersama guna untuk menciptakan kondisi rumah tangga yang lebih tertata dan saling bertanggung jawab.
Menyapu, mengepel, mencuci pakaian, mencuci piring maupun pekerjaan rumah tangga sehari-hari dapat dilakukan dengan membagi tugas bersama. Dengan demikian pekerjaan rumah tangga tidak hanya dikerjakan oleh ibu saja. Ibu yang tidak lelah bisa mengendalikan emosi dengan baik, sehingga tidak mudah stress ketika mengasuh anak.
BACA JUGA:
- Terlanjur Hamil di Masa Pandemi Corona, Harus Bagaimana?
- Stress di Awal Pernikahan, Ini Cara Mengatasinya
- Tips Agar Tetap Bahagia Setelah Menikah
Tetap Lakukan Hobi
Lakukan kegiatan bersama keluarga, dengan banyaknya rutinitas perlu adanya kegiatan yang dilakukan bersama keluarga untuk menciptakan kebersamaan, keakraban dan refreshing. Seperti: berkemah di dalam rumah/halaman rumah, memasak makanan favorit keluarga bersama-sama, olah raga bersama, membuat perlombaan bersama keluarga yang tetap bisa dilakukan di dalam rumah, dll.
Olahraga ringan yang bisa dilakukan bisa dengan bersepeda atau sekedar jalan pagi di sekitar perumahan atau di taman dekat rumah. Dengan berolahraga ringan dan tidak berlebihan mampu membuat tubuh menjadi lebih bugar dan segar.
Tak ada salahnya memberikan me time untuk merilekskan pikiran. Meminta waktu pada pasangan untuk sekedar me time beberapa saat. Misalnya di akhir pekan, dengan merawat diri, pergi ke suatu tempat sendiri tanpa pasangan maupun anak-anak, bertemu dengan teman-teman, maupun sekedar rebahan tanpa melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Sebaliknya, suami juga bisa meminta waktu me time untuk melakukan kegemarannya tanpa diganggu seperti main game atau memancing.
Kunci terakhir supaya tidak stress dalam mengasuh anak adalah dengan bersyukur. Ingatlah bahwa anak adalah anugrah dari Tuhan, banyak pasangan yang belum dikaruniani anak dan harus melakukan berbagai upaya agar bisa hamil. Karena itu bersyukurlah dengan merawat dan mendampingi tumbuh kembang anak sebaik-baiknya.