Pernikahan adalah gerbang kehidupan keluarga yang berbeda bagi kamu yang awalnya hidup sendiri dan tidak memiliki komitmen. Kalau kamu merasa siap menikah, berarti kamu siap membentuk keluarga. Dimulai dengan suami-istri, lantas menjadi orangtua dengan hadirnya buah hati.
Menurut UU No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, disebutkan pengertian keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anak, atau ayah dan anak, atau ibu dan anak.
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat anak belajar, dan berperan sebagai makhluk sosial. Perubahan sosial ekonomi, kependudukan, perkembangan teknologi, dan informasi merupakan peluang sekaligus tantangan bagi keluarga. Pembangunan keluarga dilakukan melalui pendekatan siklus hidup manusia dari peningkatan kualitas anak, remaja, lansia, hingga kualitas lingkungan keluarga.
Yakin sudah siap menikah? Cek dulu kesiapan dirimu untuk menikah dengan mengecek apakah sudah ada 5 syarat siap menikah berikut ini.
- Siap Usia
Salah satu syarat menikah adalah mempelai perempuan berusia diatas 21 tahun dan mempelai laki-laki 25 tahun. Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tua. Mengapa 21 tahun? Kalau kamu sudah berusia lebih dari 21 tahun, tubuhmu sudah berhenti tumbuh dan menjadi dewasa. Hormon dalam tubuh juga sudah stabil. Sehingga siap untuk bereproduksi.
Selain itu kematangan emosi dan kemampuan bekerja sudah siap untuk menopang rumahtangga. Namun, sebenarnya tidak ada patokan usia ideal untuk menikah, masing-masing orang punya pertimbangan sendiri sebelum menikah. Coba cek tanda siap nikah berikutnya.
- Siap Fisik
Kenali tubuhmu sendiri, kesehatan tubuh menjadi penting ketika menikah. Apakah kamu memiliki riwayat penyakit seperti darah rendah, darah tinggi, hepatitis, dan penyakit kelamin? Jika ada bukan berarti kamu belum siap nikah, namun kamu harus jujur dengan pasangan dan melakukan pengobatan dengan benar.
Menikah bukan hanya berarti siap melakukan hubungan seksual. Karena itu sehat jasmani penting supaya kami siap bekerja menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Siap mandiri mengerjakan pekerjaan di dalam rumah seperti mengasuh anak, memasak, dan mencuci.
BACA JUGA:
- Tanya Tim Ahli: Siap Nikah Tapi Belum Punya Jodoh
- Siap Nikah di Masa New Normal? Ini Syarat dan Ketentuannya
- Cari Tahu 10 Dimensi Siap Nikah dari Kisah Cinta Habibie-Ainun
- Siap Mental
Sudah pastilah harus sehat mental sebelum menikah ya? Karena menikah tidak selalu indah seperti masa pacaran. Kalu kamu mampu menjadi pendengar yang baik pada saat orang bercerita/curhat, berbicara jujur meskipun yang dibicarakan menyakitkan, siap menghadapi kekurangan pasangan yang tidak sesuai. Siap menjalani kehidupan keluarga yang tidak sesuai harapan berarti kamu sudah siap nikah.
Sehat mental akan memudahkan kita berdiskusi dengan pasangan untuk perencanaan keluarga. Tidak mudah marah atau berteriak jika kamu merasa kesal dengan beban pekerjaan. Mudah tersinggung jika ada ucapan yang tidak berkenan di hati. Mampu menyelesaikan masalah secara cepat dan tepat. Mudah menyesuaikan dengan berbagai kondisi lingkungan dan pertemanan. Dapat bergaul dengan teman-teman pasangan. Berpartisipasi dalam kegiatan organisasi dan kemasyarakatan.
- Siap Finansial
Siap finansial bukan berarti kamu harus memiliki banyak tabungan, meskipun jika memang memiliki banyak tabungan akan lebih baik. Siap finansial artinya, kamu sudah memiliki pendapatan tetap sehingga mandiri dalam hal keuangan. Jangan sampai sudah menikah kami masih terus membebani orang tua atau anggota keluarga lain. Karena keluarga pasti akan mendukung dan memberi jika kamu kekurangan. Namun, tidakkah kamu malu pada pasanganmu jika itu terjadi? Intinya, selama kamu sudah memiliki sumber pendapatan tetap kamu sudah siap menikah. Pilihan untuk menunda sampai dengan kamu memiliki tabungan yang cukup kembali pada keputusanmu dan pasangan.
- Siap Menjadi Orangtua
Memang tidak semua orang yang menikah ingin langsung memiliki anak. Namun, harus sudah siap menjadi orangtua karena itu adalah konsekuensi proses reproduksi. Kalau kamu mampu mengatur waktu dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui cara perawatan kesehatan reproduksi, mengetahui alat-alat kontrasepsi untuk pengaturan jarak kelahiran, mengetahui peran dan tanggungjawab sebagai isteri atau suami artinya kamu.
Sudah siap menikah, kamu juga harus tahu belum tujuan bekeluarga. Tugas utama keluarga adalah memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial anggota keluarganya. Mencakup pemeliharaan dan perawatan anak-anak, pembimbingan perkembangan kepribadian anak-anak, dan memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarganya.
Pembangunan keluarga dilakukan melalui pendekatan siklus hidup manusia yaitu mulai dari peningkatan kualitas anak, remaja, lansia, sampai dengan peningkatan kualitas lingkungan keluarga. Adapun tujuan pembangunan keluarga, antara lain: pertama, membangun ketahanan dan kualitas balita dan anak dalam memenuhi tumbuh kembangnya.
Kedua, terbangunnya ketahanan keluarga remaja dan kualitas remaja dalam menyiapkan kehidupan berkeluarga. Ketiga, meningkatnya kualitas lansia dan pemberdayaan keluarga rentan sehingga mampu berperan dalam kehidupan keluarga. Serta, terwujudnya pemberdayaan ekonomi keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Jadi pastikan kamu sudah memenuhi 5 syarat di atas sebelum kamu siap menikah.