Memasuki tahun ajaran baru 2020/2021, orangtua murid memiliki tugas lebih. Di tengah pandemi corona, pendidikan masih dianjurkan melalui cara daring atau online. Karena itu butuh sinergi orangtua, guru, dan anak untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Orangtua harus mampu menjadi partner belajar anak sekaligus partner mengajar guru pada masa new normal.
Untuk menjadi partner guru di sekolah anak, orangtua bisa memulai dengan pertemuan guru-orangtua. Dari pertemuan tersebut komunikasi bisa dillanjutkan lewat telepon maupun pesan singkat. Jangan ragu untuk bertanya pada guru bagaimana komunikasi yang diinginkan. Apakah memerlukan aplikasi khusus? Ada jadwal tertentu untuk komunikasi?
Jika komunikasi sudah terjalin, terus jaga hubungan baik dengan guru di sekolah. Dengan menjadi partner guru, pendidikan Si Kecil bisa maksimal meskipun tanpa tatap muka secara langsung. Yakinlah bahwa baik guru maupun orangtua sama-sama memiliki tujuan untuk mendukung belajar anak dan memberikan kesempatan belajar terbaik pada anak.
Guru akan memberikan panduan materi ajar dan tugas kepada orangtua.
Orangtua meneruskannya kepada anak. Di tengah proses ini, orangtua bisa menyampaikan kepada guru bagaimana karakter Si Buah Hati dan fokus anak saat belajar. Sebaliknya, guru bisa menyampaikan bagaimana karakter belajar anak di sekolah. Harapannya, kelak ketika sudah bertatap muka langsung, guru semakin paham karakter anak sehingga bisa mendukung anak dalam menyerap ilmu.
Kekompakan orangtua dan guru bisa mengatasi kekurangan anak dalam belajar. Misalnya, anak bosan dan frustasi dengan tugas-tugas sekolah lalu tantrum. Pola tantrum di rumah dan sekolah bisa jadi berbeda, komunikasi guru dan orangtua dapat mengatasi rasa frustasi yang dialami anak. Jika orangtua dan guru menciptakan pesan yang ‘sama’ dan membantu si kecil memahami pentingnya tugas sekolah yang diberikan maka arah tujuan pendidikan semakin mudah diciptakan.
Beri tahu guru mengenai kelebihan dan kekurangan anak, serta bagaimana cara mengatasinya. Jangan ragu menyampaikan kekurangan anak, karena tak ada anak yang sempurna. Justru dengan mengetahui kekurangan anak, guru semakin mudah terhubung dengan anak pada saat proses mengajar.
Menjadi Partner Belajar Anak
Setelah hubungan dengan guru terjalin baik, waktunya menjadi partner belajar anak. Mengapa anak butuh partner belajar? Karena idealnya, di kelas anak juga memiliki teman untuk berinteraksi sosial. Belajar dari rumah dengan sistem daring membuat anak kehilangan kesempatan sosialisasi dengan teman-temannya secara langsung, karena itu orangtua juga harus bisa menjadi partner anak dalam belajar.
Beritahu anak bahwa Anda terhubung dengan gurunya. Mengetahui bahwa pihak sekolah dan orang tuanya bekerja sama untuk membantunya sukses di sekolah membuat anak merasa lebih percaya diri.
Selain itu, mengetahui ibunya berhubungan baik dengan guru di sekolah membuat anak berani meminta pertolongan ketika membutuhkannya. Hal itu membantunya menjadi pelajar yang lebih termotivasi dan mandiri. Tak ada salahnya berkomunikasi dengan orangtua murid lain untuk berbagi pengalaman mendampingi anak belajar dari rumah.
BACA JUGA:
- Mendidik Disiplin Anak dari Hal-Hal Kecil
- Anak Perempuan 14 Tahun Belum Menstruasi? Segera Cek Ketiak dan Payudaranya
- Yuk Ajarkan Anak Mandiri Sejak Dini, Ini Caranya
Orangtua memang harus memperhatikan keseriusan anak dalam belajar. Jangan sampai anak hanya bermain ponsel, sedangkan belajarnya dikesampingkan. Akan tetapi, orangtua juga harus bisa mengetahui kapan anak bosan dan tidak fokus belajar sehingga perlu waktu jeda. Perhatikan pula bakat dan minat di seni dan olahraga. Anak-anak yang mempunyai bakat dan minat di bidang seni harus tetap latihan di rumah. Olahraga bisa menjadi selingan ketika anak bosan.
Guru dapat memberikan berbagai tugas di rumah termasuk tugas seni. Orangtua mengunggah tugas keseniannya di YouTube, sehingga anak menjadi lebih bersemangat dalam mengerjakan tugas, sekaligus dapat menjadi hiburan tersendiri bagi anak. Contoh lain, anak yang mempunyai hobi olahraga, anak bisa diminta melakukan aktivitas fisik kemudian divideokan, dibagikan pada grup kelas sehingga anak senang, teman-teman lain juga termotivasi.
Tugas mendokumentasikan aktivitas anak untuk dilaporkan pada guru mungkin melelahkan bagi orangtua. Tapi yakinlah, semua itu bisa sepadan hasilnya ketika melihat perkembangan anak. Dengan berkolaborasi antara guru, anak, dan orangtua, proses pembelajaran dapat terjaga kualitasnya dan hasil belajar tetap efektif meskipun pengajaran lewat daring pada masa new normal.