Persiapan Menikah (Gambar oleh Agnieszka Kaczynska dari Pixabay)

Tanya Tim Ahli: Apakah ada cara atau solusi menghadapi pernikahan selanjutnya, setelah pernah mengalami kegagalan dalam berumah tangga sebelumnya? Persiapan apa yang harus dilakukan sebelum menikah lagi? (IR)

Tim Ahli Menjawab:

Menghadapi pernikahan kedua tentunya lebih berat dan membutuhkan pemikiran/pertimbangan yang benar-benar matang. Dari berbagai aspek hendaknya perlu dipikirkan dan disiapkan mental untuk menghadapi segala konsekuensinya.

Ada beberapa hal yang perlu disiapkan dan dipertimbangkan sebelum menjalani pernikahan kedua/selanjutnya:

  1. Apakah sudah benar-benar move on dari pasangan sebelumnya, termasuk jika masih ada urusan yang belum selesai, maka harus dibereskan terlebih dahulu agar nantinya tidak menjadi kendala nantinya.
  2. Harus saling jujur dan terbuka dengan calon pasangan baru agar tidak muncul masalah di kemudian hari. Diskusikan dengan calon pasangan tentang pernikahan yang bagaimana yang akan dijalankan, termasuk pengasuhan anak dan kewajiban lainnya.
  3. Bicarakan dengan baik kepada anak-anak keinginan untuk menikah lagi dan dengarkan pendapat anak-anak.
  4. Berikan cukup waktu dan kesempatan untuk pendekatan antara anak-anak dan calon pasangan baru.
  5. Tetap menjalankan kewajiban terhadap anak-anal dari pernikahan sebelumnya.
  6. Menjaga hubungan baik dengan mantan istri/suami ataupun mantan istri/suami dari pasangan baru. Hargai keberadaan mereka dan tidak ikut campur bila ada permasalahan yang menyangkut mantan suami/istri pasangan baru.
  7. Sama-sama berkomitmen dan berusaha memperbaiki diri dan belajar dari kesalahan/kegagalan pada pernikahan sebelumnya.

Pernikahan kedua setelah mengalami kegagalan pada pernikahan pertama bisa menjadi lebih mudah karena dianggap telah memiliki pengalaman pada pernikahan pertama yang cukup dapat digunakan untuk mempersiapkan pernikahan kedua. Namun dapat juga dipandang lebih rumit karena berpikir bagaimana menjelaskan pada anak, bagaimana bekerjasama dengan calon pasangan dalam pola asuh anak, apakah calon pasangan dan anak anda bisa cocok, bagaimana mengatur hubungan dengan mantan dan sebagainya.

Nah pertanyaan-pertanyaan ini harus sudah mulai dipikirkan sebelum melangsungkan pernikahan kedua. Untuk itu ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Persiapkan mental anda. mungkin saja terjadi masalah baru antara anda dan pasangan. Oleh karena itu sangat penting untuk menyiapkan mental jauh-jauh hari. Siapkan mental anda, keluarga dan anak anda.

Karena itu jangan terburu-buru memutuskan untuk menikah lagi. Tunggulah sekitar 2 atau 3 tahun setelah kematian atau perceraian dengan pasangan terdahulu sampai anda benar-benar siap menjalin hubungan baru dan ini berarti anda sudah bisa melupakan rasa duka atau sakit akibat pernikahan pertama. demikian juga bagi anda yang telah memiliki anak, proses menunggu ini bisa membantu mental anak menjadi lebih stabil sehingga bisa menerima datangnya sosok baru.

Jeda waktu juga memberi kesempatan disi untuk mengenali mengenal calon pasangan lebih dekat, mencakup bagaimana emosinya, bagaimana kesiapannya menerima anak hasil pernikahan pertama anda dan lainnya. Jangan ragu untuk mendiskusikan dengan orangtua. Tanyakan pendapat orangtua tentang calon pasangan. Diskusi dengan orangtua dapat membantu memutuskan baik buruknya terutama terkait dengan pola asuh anak anda nantinya.

Jika Anda sudah memiliki anak, siapkan mental calon pasangan anda. Apakah calon pasangan sudah memiliki anak sebelumnya? Untuk itu siapkan calon pasangan, terutama peran-peran yang harus dilakukannya. Persiapkan juga mental anak, beritahu anak untuk memberitahu tentang rencana pernikahan kedua anda, izinkan anak menyampaikan keinginan dan pendapatnya.

Terakhir, lakukan persiapan dengan mantan agar tidak terjadi masalah terkait saling memeror atau  berebut hak asuh anak. Hubungi juga keluarga mantan, sebelum menikah lagi. Anda bisa mengenalkan calon pasangan ke keluarga mantan, untuk mencegah terjadinya masalah terkait hubungan anak dengan keluarga mantan. Jangan sampai masalah dari pernikahan sebelumnya menjadi permasalah di pernikahan yang baru.

 

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Komentar