Tanya Tim Ahli Finansial

Tanya Tim Ahli:

Salam, saya baru menikah satu tahun lalu. Setelah menikah, suami saya tidak memberikan izin untuk bekerja, supaya saya cepat hamil. Sekarang saya bergantung secara ekonomi pada suami saya sepenuhnya.

Masalahnya, ibu saya yang seorang janda selama ini mendapat sokongan dari saya. Sekarang, saya tidak berani memberikan dukungan ekonomi dengan leluasa kepada ibu karena harus meminta suami. Ibu juga  takut rumah tangga saya retak jika ketahuan saya mengirim uang untuknya dari uang suami.

Saya ingin kembali bekerja dan mandiri, tapi sudah ditanya terus kapan hamil. Padahal pikiran ini membuat saya ragu-ragu untuk hamil. Bagaimana ini?

GN, Surabaya

Tim Ahli Menjawab:

Kondisi seperti ini banyak dialami oleh keluarga muda yang belum memiliki anak. Momongan yang tidak kunjung hadir bisa menjadi salah satu pemicu konflik suami istri, apalagi kemudian berkaitan juga dengan kondisi ekonomi.

Dalam hal ini sebenarnya istri memiliki alasan yang kuat untuk tetap bekerja, namun karena permintaan suami yang mengharapkan segera dapat momongan, istri menuruti permintaan suami. Sementara istri merasa memiliki kewajiban untuk menopang ekonomi ibu. Seharusnya kondisi ini sudah dibicarakan ketika suami meminta istri untuk berhenti bekerja.

Posisi istri menjadi sulit karena tidak berani terbuka kepada suami. Mungkin karena takut suami marah atau menambah berat beban suami.

Dalam kondisi seperti ini, istri sebenarnya membutuhkan dukungan dari suami. Singkirkan dulu perasaan malu atau takut untuk berterus terang dan terbuka kepada suami tentang masalah yang dihadapi. Suami yang baik akan mendengarkan cerita istrinya dan mencari solusinya bersama.

Keterbukaan sangat penting untuk dapat saling mengerti satu sama lain. Dengan bercerita kepada suami juga akan membuat suami merasa lebih dihargai dan dihormati.

BACA JUGA:

Komunikasi adalah kunci utama dalam rumah tangga. Apapun masalah dan hal yang dipikirkan dan dirasakan perlu dikomunikasikan dengan pasangan. Menceritakan kondisi apaadanya dan mendengarkan pendapat pasangan untuk mencari sebuah solusi mampu meningkatkan keharmonisan rumah tangga.

Carilah waktu yang tepat dan dalam suasana yang mendukung ketika menyampaikan hal ini kepada suami. Mungkin di awal, pertengkaran tidak dapat dihindari, tetapi keterbukaan dan terus terang akan lebih baik daripada masalah ini disimpan terus dan tidak ada penyelesaiannya. Apapun nanti hasilnya atau solusinya bagaimana hendaklah bisa diterima dan dijalankan bersama dengan rasa penuh tanggung jawab.

Dalam rumah tangga tanggung jawab suami dan istri  adalah berkolaborasi untuk pencapaian tujuan bersama. Pola pengelolaan keuangan yang diterapkan antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya belum tentu sama terhantung dengan kesepakatan antara suami dan istri.

Komunikasi yang Baik

Komunikasi yang baik antara suami dan istri, komitmen dan disiplin menjadi kunci penting dalam  menjaga keharmonisan hubungan dalam rumah tangga. Dalam rumah tangga suami dan istri merupakan satu tim yang menyadari hak dan kewajiban masing-masing.

Ketika salah satu suami/istri memutuskan untuk tidak bekerja lagi hal tersebut merupakan kondisi yang bisa jadi hal-hal yang diluar kendali kita misalnya disebabkan oleh PHK  dan sebagainya, atau memang karena “kesepakatan” antara suami dan istri. Kondisi salah satu baik suami/istri  yang bekerja tentu saja akan mempengaruhi pemasukan dalam rumah tangga.

Menyikapi kondisi tersebut, suami dan istri perlu duduk bersama untuk menentukan pos-pos dan tujuan keuangan untuk menghindari perselisihan dalam rumah tangga.

Memberikan bantuan kepada orantua merupakan kewajiban seorang anak. Namun karena kondisi anak tersebut juga meliliki keluarga maka hal yang penting dilakukan ‘bersama-sama’ memperhitungkan dan mengomunikasikan kembali  pos-pos dan kemampuan keuangan keluarga untuk menjamin keseimbangan dalam keuangan keluarga.

Mencoba mengomunikasikan dengan pasangan untuk mencari solusi dalam menambah pendapatan keluarga misalnya dengan melakukan kegiatan ekonomi produktif yang sifatnya hanya untuk mengisi waktu luang saja dan bukan menjadi kegiatan utama.

Aktifitas yang dilakukan merupakan hobi yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Hal ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk menambah pemasukan keluarga yang dapat digunakan untuk pos tambahan membatu orang tua, tentu saja hal ini dapat dilakukan apabila kedua belah pihak baik suami dan istri menyepakati langkah atau keputusan yang diambil untuk menghindari perselisihan dalam rumah tangga.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Komentar