Bagaimana cara memberikan pendidikan seksual yang tepat kepada anak? Kapan pendidikan seks di keluarga bisa dimulai? (AN)
Tim Ahli Menjawab:
Orangtua sebaiknya memberikan pendidikan seks pada anak sejak dini, sejak usia balita. Tak sedikit orangtua yang masih ragu untuk mengajarkan pendidikan seks pada Si Kecil. Selain merasa tabu, orangtua terkadang merasa bingung untuk memilih cara yang tepat.
Padahal, pendidikan seks seharusnya dikenalkan sedini mungkin pada anak. Alasannya sederhana, agar mereka tak mendapatkan informasi yang keliru mengenai pendidikan seks. Orangtua mesti ingat bahwa sudah seharusnya orangtua yang mengajarkan pendidikan seks pada anak, bukannya orang lain. Sebab, masalah ini sangat krusial dan sensitif.
Pendidikan seks punya banyak manfaat bagi Si Kecil. Mulai dari membuat mereka bisa lebih berhati-hati dalam pergaulan, bahkan terhindar dari kekerasan atau pelecehan seksual.
Yang perlu diketahui, pendidikan seks bukan berarti orangtua mengajarkan bagaimana sexual intercourse (bersenggama), tapi bagaimana anak lebih mengetahui dan menghormati organ-organ reproduksinya.
Peran orangtua amat penting agar anak mendapatkan pendidikan seksual yang pas. Pendidikan seks yang sesuai takarannya sangat penting untuk menghindari gangguan psikologis. Sebab, anak yang terpapar visualisasi seks berlebihan akan terlalu memusatkan diri pada seks. Nah, kalau kondisi itu terjadi pada umur pubertas, orangtua perlu khawatir.
Di fase praremaja biasanya anak mempunyai rasa penasaran dan keingintahuan yang kuat. Makanya, orang tua mesti bisa memberikan jawaban dan bimbingan yang tepat.
Ironisnya, kebanyakan orangtua justru malah marah, ketika anaknya bertanya tentang seks atau hal lain yang dianggap tabu di masyarakat. Nah, tindakan ini sebenarnya sungguh tidak tepat karena ini bisa melahirkan kesalahan persepsi di pikiran anak.
Orangtua sebaiknya bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan seks pada anak. Mulai dari bagaimana tubuh bekerja, jenis kelamin, ekspresi seksual, dan nilai-nilai lainnya. Karena anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi termasuk tentang seks dan kesehatan reproduksi, mencakup beberapa hal yang lebih luas, yaitu :
* pengenalan identitas diri dan jenis kelamin
* hubungan antara laki-laki dan perempuan
* organ reproduksi dan fungsinya
* bagaimana cara menjaga alat reproduksi
* bagaimana menjaga anak dari kekerasan seksual
Orangtua hendaknya memiliki pengetahuan yang lebih luas sehingga bisa menjawab rasa ingin tahu anak. Ketika anak sudah mulai bisa bicara, orangtua bisa memperkenalkan alat reproduksi dengan nama yang sebenarnya dan menghindari menggunakan istilah. Misalnya “burung” utk alat kelamin laki-laki.
BACA JUGA:
- Tanya Tim Ahli: Benarkah Mitos Supaya Tidak Hamil Ini?
- Tanya Tim Ahli: Bagaimana Mengatur Tagihan Listrik?
- Tanya Tim Ahli: Bagaimana Kalau Istri Saya Tidak Perawan?
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika anak bertanya tentang pendidikan seks dan kesehatan reproduksi:
– menghargai pertanyaan anak, tidak mengabaikan atau memarahi anak atas pertanyaannya
– memberikan jawaban yang jujur/tidak berbohong dan sesuai dengan usia anak
– menghilangkan rasa tabu untuk membicarakan tentang seks dan kesehatan reproduksi pada anak karena ini akan sangat berguna bagi anak
Mengajarkan pendidikan seks pada anak disesuaikan dengan tahapan perkembangannya. Sesuaikan pendidikan seksual dengan usia anak. Berikut panduannya:
– Pada usia 1-2 tahun bisa diajarkan kepada anak penyebutan alat kelamin dengan benar misalnya “penis” pada laki-laki dan “vagina” pada perempuan.
– Pada tahapan usia 3-5 tahun bisa diajarkan tentang perbedaan alat seksual pada perempuan dan laki2 dan dijelaskan tentang fungsinya secara sederhana. Disini juga dikenalkan pada anak ada organ-organ tubuh yang tidak boleh diperlihatkan dan disentuh oleh orang lain kecuali ayah/ibunya.
– Usia 5-8 tahun saat anak-anak sudah mulai bersosialisasi dengan teman-temannya maka mulai diajarkan tentang peran gender, yaitu peran antara perempuan dan laki-laki. Kalau dalam Islam mulai memisahkan tempat tidur antara anak perempuan dan anak laki-laki.
– Usia 8-12 tahun anak mulai memasuki usia pubertas sudah bisa dijelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada anak dan organ-organ seksualnya sudah mulai berfungsi seperti orang dewasa. (Tim Ahli siapnikah.org)