Kehamilan yang tak direncanakan berisiko terjadi di masa pandemi COVID-19, ketika pasangan suami-istri lebih banyak berkegiatan di rumah. Ada beberapa alasan mengapa sebaiknya masyarakat untuk menunda kehamilan terutama pada masa pandemi Corona saat ini. Di antaranya pertimbangan mengenai kesehatan Ibu hamil dan janin selama pandemi.
Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan masa awal kehamilan, terutama 8 minggu pertama sangat rawan. Sebab, di periode inilah fase krusial pembentukan organ pada janin. “Gangguan kesehatan atau kurangnya nutrisi ibu hamil di periode ini bisa memicu risiko cacat pada bayi,” terangnya.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, data COVID-19 tidak menunjukkan seorang ibu yang hamil memiliki risiko yang lebih tinggi terkena virus. Meski begitu, seperti yang telah kita ketahui dari penyakit flu, mereka berisiko dalam bahaya yang lebih besar ketika terjangkit infeksi saluran pernapasan. Kehamilan menyebabkan berbagai perubahan dalam tubuh dan menghasilkan sedikit gangguan kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan infeksi hingga menimbulkan lebih banyak rasa sakit, cedera, dan kerusakan.
Memiliki infeksi virus pernapasan selama kehamilan, seperti flu, telah dikaitkan dengan masalah seperti berat badan bayi yang lahir rendah dan kelahiran prematur. Selain itu, memiliki demam tinggi pada awal kehamilan dapat meningkatkan risiko cacat lahir tertentu, meski jumlah keseluruhan kejadian cacat tersebut masih rendah.
Selain itu, banyak keluarga yang terganggu ekonominya karena PHK atau usaha yang lesu. Akibatnya, belanja untuk pemenuhan nutrisi jika istri hamil juga akan terganggu. “Apalagi, pada fase hamil muda, daya tahan tubuh turun, jadi lebih rentan terserang penyakit,” ucapnya.
Menurut Hasto, di masa pandemi ini, layanan untuk ibu hamil di fasilitas kesehatan juga akan terdampak. Perawatan sebelum kelahiran mungkin terlihat berbeda untuk sementara waktu karena pengendalian penyebaran COVID-19 di antara pasien, perawat, dan staf medis. Biasanya, seorang perempuan hamil memiliki sekitar 14 kunjungan periksa sebelum melahirkan. Jumlah tersebut mungkin akan berkurang setengahnya dan membuat perawatan jarak jauh atau telemedicine akan berperan penting.
Sekarang, pandemi membuat solusi perawatan virtual menjadi alat yang sangat diperlukan. Perempuan hamil dapat melakukan beberapa pengecekan di rumah, seperti untuk tekanan darah tinggi, diabetes, dan konstraksi, bahkan pengobatan jarak jauh dapat digunakan oleh konsultan kehamilan, seperti ahli endokrinologi dan konselor genetik.
Rumah sakit melakukan apa yang mereka bisa untuk meminimalkan penularan antar manusia dan mungkin proses lahiran akan terlihat berbeda juga. Beberapa rumah sakit menyaring semua staf medis mereka, termasuk dengan cara pemeriksaan suhu tubuh pada awal shift kerja.
Pengunjung juga dibatasi, termasuk bagi mereka yang merupakan sanak keluarga dari pasangan suami-istri yang akan melahirkan dengan alasan risiko penyebaran virus corona tidak diizinkan membezuk. Ini jelas bukan suasana yang diharapkan oleh perempuan untuk persalinan mereka, tapi dengan keadaan penyakit menular yang terus meluas, ini merupakan kenyataan yang harus diterima.
Jadi sebaiknya tunda dulu rencana punya anak saat pandemi Corona. Persiapkan kehamilan dengan sebaik-baiknya. Namun, jika memang kehamilan tidak dapat ditunda dan sudah sangat diharapkan kehamilan tersebut tetap harus dirayakan, termasuk selama pandemi seperti ini.
Lakukan bagian Anda untuk menjaga diri Anda tetap sehat. Cuci tangan, jaga jarak sosial, dan tetap dekat dengan penyedia layanan kesehatan Anda selama kehamilan. Mungkin itu bukan yang Anda bayangkan, tapi Anda akan punya cukup cerita untuk disampaikan kepada anak-anak Anda pada masa depan. Jaga kesehatan dan nutrisi ibu hamil di masa pandemi Corona.