Ilustrasi Anak Puasa

Anak suka meniru apa yang dilakukan orangtuanya, termasuk puasa. Biasanya anak mulai dari bertanya apa itu puasa? Mengapa? Apa boleh mereka ikut puasa? Sebagai orangtua, karena belum akhil baliq, cenderung merasa kasihan jika anak ikut puasa padahal masih kecil.

Walaupun belum ada patokan usia, anak dapat mulai diajak belajar puasa pada usia 6-10 tahun. Pada usia tersebut anak sudah bisa memahami konsep puasa. Jika masih tidak tega, Ayah Bunda bisa menunggu anak merasa siap dan bersedia atas keinginan sendiri untuk mencoba ikut berpuasa. Sebagai panduan, berikut 10 langkah mudah mendampingi anak puasa pertama kali.

  1. Jangan Dipaksa

Hukum wajib puasa baru jatuh pada anak yang sudah aqhil baliq. Anak laki-laki ditandai dengan mimpi basah, sedangkan anak perempuan ditandai dengan menstruasi. Selama anak belum mencapai batas tersebut makan belum wajib puasa sehingga tidak boleh dipaksa. Ajarkan pausa dengan sukarela.

Tentu saja puasa terasa berat bagi anak karena pembatasan makan dan minum. Agar anak sukarela puasas, ajakan untuk belajar berpuasa pertama kali menjadi tawaran untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat.

  1. Cari Tahu Bersama Makna Puasa

Jelaskan apa fungsi puasa dengan bahasa yang mudah dipahami anak-anak. Jelaskan kalau berpuasa itu artinya tidak boleh makan dan minum setelah imsak hingga waktu berbuka. Beritahukan kepada anak kalau puasa itu merupakan hal yang positif dan menyenangkan supaya ia tidak berat untuk belajar berpuasa. Bisa dengan cerita menarik atau bisa juga berupa pengalaman Ibu waktu kecil dulu. Saat anak merasa lapar cobalah untuk mengalihkan perhatiannya dengan tujuan puasa salah satunya adalah merasakan lapar dan bersyukur.

  1. Berikan Tauladan

Jadilah contoh untuk anak. Biarkan anak belajar dengan apa yang mereka lihat pada orangtua mereka. Jangan sampai Ayah Bunda mendorong anak puasa, tapi makan dan minum di depan mereka seperti biasa. Terutama untuk Bunda yang sedang menstruasi. Hindari makan di depana anak yang sedang belajar puasa.

Anak cenderung sangat tertarik dengan kegiatan orang dewasa yang dilakukan di sekitarnya. Jadi jika ingin anak menikmati waktu puasanya, berikan dulu contoh baik yang dapat ia jadikan panutan untuk bekal puasa pertamanya.

  1. Buat Tahapan

Tak masalah jika anak tidak bisa langsung puasa full sampai adzan magrib. Karena masih latihan, berikan tahapan waktu buka yang fleksibel dengan memperhatikan kondisi kesehatannya. Tubuh anak juga beradaptasi terhadap perubahan pola makan yang dilakukan selama berpuasa.

Anak belum bisa mengukur aktivitas yang pas saat puasa. Mereka cenderung tetap bermain dan terus bergerak sehingga rentan dehidrasi dan lemas. Karena itu, buat ukuran durasi puasa secara bertahap. Bisa dimulai dari 2 jam, kemudian naik 3 jam, dengan kesepakatan yang dibuat bersama anak.

  1. Hidangkan Menu Sahur dan Berbuka Favoritnya

Biar anak semangat untuk puasam siapkan menu favoritnya saat sahur dan buka. Coba tanyakan makanan apa yang diidamkan anak, lalu buatlah janji akan memasakkannya jika durasi puasa yang sudah disepakati tercapai. Perhatikan nilai gizinya ya Ayah Bunda, karena anak masih dalam masa pertumbuhan jadi jangan sampai mal nutrisi karena puasa.

  1. Sahur dan Buka Bersama

Momen yang akan dikenang anak sepanjang hidupnya adalah nikmatnya buka bersama. Karena itu, Ayah Bunda mesti hadir dalam dua waktu penting berpuasa: sahur dan buka. Bangunkan anak ketika waktu sahur tiba dan dampingi juga dia saat buka puasa. Tidak hanya membiasakan anak dengan pola makan saat puasa, kehangatan dalam dua waktu makan utama ini akan membuatnya nyaman dan semakin semangat berpuasa.

  1. Tetap Fleksibel

Jangan terlalu keras meminta anak langsung belajar puasa dengan baik. Karena kesehatan anak tetap yang utama. Bila anak sudah terlihat sangat lemas, mengeluh pusing, keringat dingin, sakit perut, atau kehilangan konsentrasi, sebaiknya segera minta dia mengakhiri puasanya. Berikan anak minuman yang rasanya manis dan segar seperti jus buah agar segera dapat mengisi kekosongan energinya.

Jangan disalahkan jika anak membatalkan puasa sebelum durasi yang disepakati terpenuhi. Mungkin anak juga merasa kecewa, jadi beri pengertian bahwa kesehatan anak yang utama. Tidak mengolok-olok anak adalah contoh sikap terpuji dan kenalkan anak pada kemuliaan puasa dengan cara yang positif.

  1. Ciptakan Suasana Berpuasa yang Menyenangkan

Selain kesadaran diri, anak juga akan melihat bagaimana orangtuanya menjalani ibadah puasa. Menciptakan suasana berpuasa yang menyenangkan dapat membuat anak mau terlibat. Ayah Bunda dapat memulainya dengan sahur yang menyenangkan, dengan persiapan dan waktu yang tidak terburu-buru. Lakukan sahur dengan gembira dan penuh syukur agar anak pun menikmati sahur, dan tidak melihat orangtuanya lesu. Selama seharian berpuasa, tunjukkan pada anak bahwa Ayah Ibu pun dapat melakukan berbagai kegiatan dengan semangat meskipun tidak makan dan tidak minum.

  1. Alihkan Perhatian dengan Kegiatan yang Positif

Rasa lapar akan kian terasa jika anak diam dan tidak melakukan apa-apa. Karena itu, meskipun puasa, ajak anak tetap berktivitas dengan semangat. Cobalah pilihkan aktivitas yang tidak menghabiskan energi dan membuat anak cepat merasa lapar dan haus. Gantilah dengan kegiatan-kegiatan yang lebih positif dan bisa membuatnya tetap bersemangat dalam menjalani puasa. Misalnya dengan menghafal surat-surat pendek, belajar sholat dan mengaji, membaca buku, atau bermain permainan edukatif.

  1. Beri Semangat dan Apresiasi

Terakhir, berikan semangat dan apresiasi. Meskipun kadang anak tidak bisa memenuhi target puasa, tetaplah positif dan beri dukungan. Apresiasilah dengan mengucapkan kata-kata positif yang mengacu pada usahanya dalam belajar. Jangan menjanjikannya dengan hadiah, sebab akan mengubah kenikmatan puasa menjadi kenikmatan mendapatkan hadiah. Memberikan apresiasi merupakan sebuah cara untuk menumbuhkan kebiasaan  pada anak.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Komentar