LDR dengan Pasangan, Ini Cara Menjelaskan Pada Anak (Foto dari Pexels)

Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan tentunya bikin kamu dan pasangan stres. Tetapi, pandemi ini juga berpengaruh pada buah hatimu. Anak-anak pun bisa frustrasi sehingga kamu perlu membuat tingkat stres mereka berkurang. Cara yang efektif adalah dengan mengajaknya bermain.

Dr. Barbara Nosal, Ph.D., LMFT, LADC, Kepala Petugas Klinis di Akademi Newport, California, Amerika Serikat (AS) mengatakan anak-anak memang jauh lebih mudah menyesuaikan diri dengan perubahan serta transisi ketimbang orang dewasa. Namun, orang tua berperan penting dalam mendukung kesehatan mental dan emosional anak-anak.

Dalam pandemi ini anak akan merasa khawatir, stres, dan frustasi karena hilangnya kegiatan rutin mereka selama isolasi. Untuk itu, kamu harus bisa menciptakan ruang yang aman agar anakmu dapat mengajukan pertanyaan dan menyampaikan kekhawatiran dan rasa frustrasi itu.

Psikolog Keluarga dan Anak Samanta Ananta melalui media konferensi “Lotte Choco Pie Mamaku” via Zoom pada Sabtu (19/12/2020) mengatakan tingkat stres anak dan ibu di masa pandemi ini semakin meningkat dari 85% menjadi 95%. Angka ini tentu mengkhawatirkan sehingga perlu upaya yang pas untuk mengelola stres.

Menurutnya, orang tua harus bisa menyemangati anak dengan mendampingi dan menjadi teman main mereka. Nah, bermain adalah cara yang paling efektif untuk mengurangi kadar stres pada anak.

“Jadi, kita bisa menjaga interaksi dan kedekatan emosional antara anak dan orang tua tetap terjalin,” ujar dia.

Samanta menyebutkan orang tua juga perlu memahami apa yang sedang dirasakan anak. Ketika anakmu merasa resah, kamu perlu memvalidasinya. Setelah itu, galilah ide untuk mengajak anakmu bermain dan memanfaatkan benda-benda di sekitar untuk mengasah kreativitas.

“Kita bisa ajak anak untuk bermain dan membuat prakarya dengan benda-benda yang ada di rumah. Ini malah bisa mengajak anak untuk produktif. Kreativitasnya berkembang, rasa percaya dirinya berkembang, dan kedekatan emosional dengan orang tua juga makin kuat,” kata dia.

Namun, perlu diingat untuk selalu memberikan respons yang positif terhadap anak ketika bermain dan berkarya. Jangan memberikan komentar negatif pada anak apapun hasil karya anak. Ketika kamu memberikan ungkapan emosi positif, anak akan merasa diterima dan ditemani sehingga mereka tidak merasa kesepian.

Untuk menjaga kesehatan mental anak selama pandemi, kamu bisa melakukan beberapa tips berikut ini:

1. Pertahankan aktivitas rutin

Sangat penting bagi kamu untuk mempertahankan rutinitas kegiatan yang fleksibel. Kamu bisa memanfaatkan pandemi ini sebagai momen untuk lebih dekat dengan anakmu. Kamu bisa memasukkan agenda makan keluarga pada waktu yang sama setiap malam, yang melibatkan anak-anak dalam perencanaan dan memasak.

Selain itu, cobalah terlibat dalam kegiatan fisik atau kegiatan interaktif seperti bermain puzzle, sehingga seluruh keluarga bisa ikut bermain. Ini bisa membantu menjaga anak-anak tetap terhubung dan merasa didukung.

2. Buat anak tetap terhubung

Meskipun harus melakukan social distancing, hal itu bukan berarti harus harus mengalami isolasi sosial. Anakmu bisa tetap terhubung dengan teman, guru, atau orang dewasa lainnya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

Dalam hal ini kamu berperan untuk tetap bersikap terbuka dan bersedia membantu anakmu agar dapat berinteraksi dengan teman-teman mereka di jejaring sosial, melalui video langsung, SMS, dan percakapan telepon.

3. Pantau tingkat kecemasanmu dan anak

Anak akan melihat isyarat orang tua. Ketika kamu terang-terangan khawatir tentang pandemi dan secara obsesif menunjukkan kecemasanmu, anakmu akan merasakan kecemasan itu juga. Maka dari itu, lebih penting mengelola stres, ketakutan, dan kecemasanmu terlebih dulu.

Memang benar kamu kadang perlu mencurahkan isi hati tentang ketidaknyamanan ini. Namun, lakukanlah itu tanpa didengar anakmu dan curhatlah pada orang dewasa lain yang bijak.

4. Waspadai frustrasi pada anak

Di tengah pandemi seperti ini, kadar frustrasi anak-anak dan orang tua akan mengalami peningkatan. Cobalah fleksibel dengan harapanmu. Biarkan anggota keluargamu memanfaatkan waktunya untuk menyendiri, menghormati privasi, dan menyarankan kegiatan seperti meditasi, yoga, atau jalan-jalan di lingkungan untuk membantu mengatur emosi.

Persoalan pandemi tak hanya berkutat pada orang dewasa saja. Anak-anakmu pun rentan terhadap dampaknya. Fokuslah terhadap kesehatan mentalmu tanpa mengorbankan kesehatan mental anakmu. Biarkan mereka tetap semangat dan ceria menjalani harinya.

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Artikel Ini?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Komentar