Jarak kehamilan yang ideal adalah minimal adalah 2 tahun setelah melahirkan. Dengan jarak ini maka ibu memiliki kesempatan jeda untuk memulihkan kesehatan tubuh dan jarak kelahiran aman sekitar 3 tahun.
Calon pengantin harus paham bahwa memberi jarak kelahiran adalah sebuah keharusan. Jadi setelah melahirkan, pertimbangkan alat kontrasepsi untuk mengatur jarak kehamilan. Rencanakan masa depan yang ideal bersama dengan pasangan. Ketika sudah siap untuk hamil lagi, kamu tinggal datang ke fasilitas kesehatan, lepaskan alat kontrasepsi, lalu program hamil lagi.
Ada 4 alasan mengapa orangtua harus menjaga jarak kelahiran dengan alat kontrasepsi. Berikut alasannya.
1. ASI Penuh 2 Tahun
Dengan menjaga jarak kelahiran, seorang ibu punya kesempatan untuk menyusui anaknya secara ekslusif sampai dengan dua tahun dan punya waktu untuk memberikan perhatian dan nutrisi pada anak di masa golden age-nya.
Minimnya stress membuat ibu bisa menyusui dengan lancar. Karena dari segi agama, khususnya agama Islam, anjuran menyusui (ASI) anak pun jelas diperintahkan dalam Al Quran. “Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna…..” (Qs. Al-Baqarah: 233).
2. Kesehatan Ibu Sudah Pulih
Ibu juga perlu waktu untuk menyiapkan kondisi psikologis yang mengalami trauma pasca melahirkan karena rasa sakit saat melahirkan atau saat dijahit. Ibu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat siap lagi untuk hamil dan melahirkan.
Jarak kehamilan yang terlalu dekat juga memicu risiko bagi ibu.
Sebab, setelah melahirkan, rahim perlu waktu untuk bersiap sebelum menjalani kehamilan berikutnya. Sebaiknya, jarak minimal kehamilan adalah 30 bulan atau 2,5 tahun. Selain persiapan rahim, juga agar ibu punya kesempatan untuk menyusui bayi selama 2 tahun.
Jarak kehamilan terlalu dekat bisa meningkatkan risiko kehamilan bahkan menyebabkan kematian pada ibu dan janin. Risiko yang membayangi ibu hamil adalah plasenta abrupsi. Plasenta abrupsi adalah kondisi terlepasnya plasenta dari rahim sebelum janin dilahirkan, dan kondisi ini dapat menyebabkan kematian janin. Kenapa demikian? karena plasenta adalah organ yang menyalurkan makanan bagi janin ketika masih di dalam rahim.
Risiko lainya yaitu menempelnya plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks, dalam istilah medisnya disebut plasenta previa. Apakah berbahaya? ya, bisa jadi sangat berbahaya, jika si ibu mengalami pendarahan di usia kehamilan tua, mungkin ini adalah plasenta previa.
3. Ekonomi Keluarga Stabil
Menjaga jarak kelahiran minimal 3 tahun artinya memberi ruang ekonomi yang ideal pula. Karena kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat juga memunculkan permasalahan finansial baru bagi keluarga. Beban kehamilan yang baru dan tidak direncanakan akan menambah biaya pengelolaan keuangan.
Secara kasat mata, pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan kebutuhan nutrisi ibu hamil langsung menambah beban keuangan keluarga. Biaya ini akan meningkat jika kehamilan ibu bermasalah. Sedangkan kita tahu, kehamilan jarak dekat mengandung risiko lebih besar dibanding kehamilan sebelumnya.
Selain biaya kontrol ke dokter dan biaya persalinan, kebutuhan perlengkapan bayi dan sebagainya juga perlu dipersiapkan kembali. Padahal setelah persalinan awal, biasanya tabungan akan berkurang drastis. Jarak kehamilan yang terlalu dekat tidak memberikan cukup waktu untuk mengisi kembali tabungan. Salah-salah, dana darurat akan terpakai juga.
Untuk ibu yang bekerja, jarak kehamilan yang dekat biasanya akan memunculkan kebimbangan apakah akan tetap bekerja atau justru berhenti bekerja. Tak sedikit wanita yang kesulitan bekerja secara full time ketika hadir anak kedua atau ketiga. Bila tetap bekerja, konsekuensinya adalah kita harus mencari pengasuh bayi yang cocok. Ini tentu membutuhkan biaya lebih banyak untuk anggaran keuangan keluarga.
BACA JUGA:
- 4 Hal yang Harus Dilakukan Saat Alat Kontrasepsi Membuatmu Tak Nyaman
- 5 Langkah Menjadi Orangtua Sukses
- 4 Hal yang Harus Kamu Tahu Tentang Pil KB Sebagai Metode Kontrasepsi
4. Anak Tumbuh Optimal
Dengan kehamilan yang terencanakan, ibu tidak merasa stress karena bisa mengasuh anak dengan tenang dan fokus. Bayangkan jika anak pertama masih di bawah 2 tahun, kemudian ibu hamil kembali. Ibu harus mendampingi tumbuh kembang anak ditambah mempersiapkan kelahiran anak berikutnya. Tentu ibu akan mudah lelah dan stress.
Memberikan jarak usia antar satu anak dengan anak selanjutnya juga bisa mencegah terjadinya stunting. Itu terjadi karena orangtua bisa fokus memberikan kasih sayang dan memberi nutrisi terbaik kepada anak hingga dua tahun.
Diskusikan dengan pasangan sejak dini untuk mengatur jarak kelahiran anak dengan menggunakan kontrasepsi. Setelah melahirkan, diskusikan dengan pasangan alat kontrasepsi yang paling cocok untukmu dan pasangan. Dari mulai kondom, pil KB, KB spiral, KB suntik, dan sebagainya, ada banyak pilihan yang bisa kamu pertimbangkan.